Sharia Economic Forum (SEF) Universitas Gunadarma pada hari Sabtu, 10 November 2018 menyelenggarakan SEF Super Mentor dengan tema Beyond The Average: Unlocking Your Mind and Think Creative! dalam satu sesi dari pukul 08.30 – 11.30 WIB di Ruang Auditorium D462, Universitas Gunadarma, Depok.

SEF Super Mentor adalah event setahun sekali yang diadakan oleh SEF di Depok. Acara diawali dengan pembukaan oleh Master of Ceremony (MC) yang dibawakan oleh Reren Anggun Wulandari. Dilanjutkan dengan pembacaan tilawah dan sari tilawah oleh Ali Muhsin (Arab), Endang Sulastri (Jepang), Poppy Irani (Inggris), dan Adam al-Aziz (Indonesia)

Sambutan pertama disampaikan oleh M. Alfian Darmawan selaku Ketua Sharia Economic Forum 2018/2019. Beliau mengatakan bahwa pemuda adalah penggerak peradaban, pemuda sebagai tonggak dalam sebuah peradaban, pemuda harus bebas akan finansial, dan pemuda juga harus berintelektual baik itu pikiran maupun emosi.

Sambutan kedua disampaikan oleh Pak Riskayanto selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah. Beliau mengatakan bahwa acara ini menjadi ajang bagi para peserta dalam meniti karir dan mengarungi lautan setelah masa perkuliahan nanti. Diharapkan acara ini dapat memotivasi dan menggerakan cita-cita yang sudah dicanangkan oleh para peserta.   

Setelah itu masuklah kita pada acara inti. Moderator pada kali ini ialah Saudara Abdul Roqqib yang merupakan ketua SEF 2017/2018. Beliau mengatakan bahwa pemuda sebagai penggerak peradaban harus mempunyai pemikiran yang terbuka dan kreatif disamping dengan tuntutan kemajuan zaman yang menuntut kita untuk berpikir kreatif.

Pembicara pertama yaitu Bapak Ahmad Fajri Shauti. Beliau memaparkan tujuan dari acara ini adalah untuk menginspirasi semua mahasiswa/i agar menjadi mahasiswa/i yang mempunyai value. Perubahan zaman yang sudah masuk pada era Revolusi Industri 4.0 berpengaruh kepada penurunan penggunaan Sumber Daya Manusia (SDM) ke teknologi, perubahan model bisnis, perubahan penilaian investor, dan perubahan jenis profesi. Kemudian, solusinya adalah mempersiapkan diri dengan cara menambah skill. Salah satu bentuk mempersiapkan diri itu adalah dengan berorganisasi, bentuk kelompok belajar yang solid, serta travelling dengan tujuan mencari skill

Pembicara kedua yaitu Bapak Santoso Permadi. Beliau memaparkan bahwa mahasiswa harus mempunyai softskill, hardskill, mindset, dan relations. Untuk dapat dikenal oleh dunia, maka pemuda harus membuat karya atau kegiatan produktif lainnya yang menjadikan kita pantas disebut sebagai pemuda “Beyond The Average”. Beliau juga mengatakan bahwa karir itu adalah ketika kesiapan, kesempatan, dan kepantasan datang bersamaan. Disamping itu, 4 hal yang harus diperhatikan adalah kombinasi antara iman, adab, ilmu, dan amal.

Pembicara ketiga yaitu Bapak Muhamad Rizky Rizaldy. Beliau memaparkan bahwa be yourself bukanlah suatu seruan yang tepat, namun justru menjebak. Kita harus mempunyai mentor/tokoh yang dapat diteladani. Untuk menjadi orang hebat adalah dengan berteman dengan orang hebat. Ciri khas orang hebat adalah mempunyai tujuan, berani, serta senantiasa memegang kalimat “Smooth Seas Never Made Great Sailors”, yang artinya orang hebat tidak terlalu memikirkan masalah tetapi lebih kepada berani akan tantangan. Avoid averageness, get faster, embrace the greatest power, and be altruistic juga merupakan beberapa kalimat yang dapat dijadikan motivasi para pemuda.

Setelah para pemateri menyampaikan materi, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Diberikan 2 sesi dimana terdapat 5 penanya dari 2 sesi tersebut. Dan bagi 3 orang penanya terbaik akan diberikan hadiah. Acara terakhir yaitu pemberian plakat kepada moderator dan pembicara disertai dengan foto bersama. 

Penulis Laporan : Anisah Ajeng Jayanti.